10 Jan 2016

Review : Deception Point


Judul Buku : Deception Point
Penulis : Dan Brown
Penerbit : Bentang
Tebal : 700 Halaman
Harga : Rp 110.000,-

Pertama kali tau bukunya karena ada yang ngeshare di path dan bilang ini rame tapi nggak begitu tertarik baca. Eh, nggak sengaja nemu ini di Rumah Buku pas sale 30%, lumayan kan harganya, jadi aja dibeli.

Novel ini menceritakan tentang Rachel Sexton, seorang analisis intelijen Gedung Putih dan anak dari Senator Sedgewick Seton yang sedang menantang Presiden Amerika Serikat, Zachary Herney dalam pemilihan presiden mendatang. Ayah Rachel dalam kampanyenya sangat menyerang Presiden terkait pengucuran dana dan anggaran yang diberikan kepada National Aeronautics and Space Administration atau yang dikenal sebagai NASA

Kampanye Senator Sexton difokuskan kepada isu tentang pemberian dana kepada NASA. Menurut Senator itu adalah pemborosan dilihat dari kegagalan-kegagalan proyeknya, dan menuntut untuk dibubarkannya NASA. Senator Sexton mendapat banyak dukungan dari kampanyenya tersebut.

Ditengah persaingan politik yang memanas, Presiden meminta Rachel untuk  menyelidiki penemuan ganjil NASA yang ganjil dan rahasia di Kutub Utara. Rachel menghadapi dilema, curiga bahwa Presiden hanya ingin memanfaatkannya dalam sebuah intrik politik.

Rachel tidak bisa menolak hingga sampailah Ia di Kutub Utara. Tugas Rachel yang sebenarnya hanya memastikan bahwa penemuan itu adalah benar dan menyampaikannya kepada staff Gedung Putih seketika berubah menjadi teror menyeramkan bagi Rachel. Tidak saja Ia dan ilmuwan-ilmuwan disana diincar oleh pasukan misterius yang berusaha membunuhnya ternyata penemuan NASA yang terkubur jauh di dalam es Kutub Utara itu memakan korban jiwa. Dua Ilmuwan terbunuh dan Rachel juga akademisi terkenal Michael Tolland diburu dalam keganasan cuaca kutub karena mengetahui muslihat yang luar biasa yang dirancang untuk menipu seluruh dunia. Siapakah dalangnya?

Penuh intrik politik khas Dan Brown. Satu yang paling saya suka dari semua karya Dan Brown adalah risetnya. Perlu berapa lama coba buat Dan Brown nyari bahan buat novel ini? Awal-awal alurnya lambat, lama-lama jadi semakin cepat. Susah buat berhenti baca. Tegang sambil nebak-nebak ini dalangnya siapa sih?

Satu yang bikin pusing, kalau udah ilmuwannya ngomongin Fisika, atau nerang-nerangin fosil, meteorit, air, tekanan dan semacamnya, alhamdulillah ngga ngertiiii :( #akuanakIPSsejatimas

Plotnya sih ketahuan banget, saya yang nggak jago nebak aja ternyata tebakannya bener. Secara keseuruhan bukunya bagus walau ngga ngerti-ngerti amat. Tapi saya lebih suka karya Dan Brown kaya Da Vinci Code sama Angel and Demons. Lebih pas di otak dan jiwa saya hahahhaha

Saran buat yang nggak biasa baca tebel-tebel atau nggak pernah baca buku Dan Brown, mending baca yang lainnya aja dulu, ini belakangan, takut kecewa. Yang nggak suka intrik politik juga jangan baca buku ini. 

Mungkin bulan depan bakal mencoba baca Inferno sama The Lost Symbol #kemanaajagw, ngumpulin receh dulu buat beli buku...



0 comments:

Posting Komentar