19 Feb 2017

Jalan ke Korea Day 2 : Cantiknya Sokcho..

22 Januari 2017

Bangun pagi dengan badan pegal saya dan Abie keasyikan sendiri ngeliat ke jendela kamar kita di lantai 2. Semuanya saljuuuuuuu.... AAAAAKKKKKKK #jumpalitankegirangan. Di Seoul kita lihat salju cuman sedikit, begitu ngeliat salju yang tebal rasanya seneng banget. Karena kita kemarin nyampenya malem, kita nggak bisa lihat dengan jelas pemandangannya, ternyata indah banget asli.

Setelah mandi yang aslinya males banget gara-gara dingin, masak indomie goreng dan minum banana milk, kita beres-beres. Mau langsung ke Busan soalnya nanti malem. Btwini hostel tempat kita nginep, monggo di cek, siapa tau jodoh #eh #bukaniklanberbayar

Pas kita ke lantai satu, di resepsionis nggak ada siapa-siapa ternyata. Telolet telolet, ini ransel bagaimana coba, masa mau di bawa ke gunung... Akhirnya kita mutusin buat main salju dulu di halaman hostel sambil nungguin si Ibu.

muka bahagia

muka lebih bahagia


saljunya tebal kakaks..




Lagi asyik main salju, ibunya dateng, langsung kita samperin deh. Kita bilang, kita mau check out sekarang dan mau nitip ransel, si Ibu ngebolehin. Kita diajak masuk ke storage room gitu, nanti kalau mau ambil Ibunya lagi nggak ada, ambil lagi aja langsung. Ahh Ibu, baiknyaaa....  Berhubung bahasa Inggrisnya pas-pas-an #kayakkita dia kalau ngomong pakai semacam google translate gitu. 

Sekalian juga kita nanya kalau mau ke Soeraksan naik apa, kita dikasih peta Sokcho sama Ibunya, dan dari sana tinggal naik Bis no 7 atau 7-1 dari depan hostel, turun langsung di Soeraksan. Tiketnya 1200 Won aja, kita bayar cash soalnya nggak tau bisa pake Tmoney atau nggak. AHAHAHAHA

Nunggu bentar doang, bis no 7 datang. Buru-burulah kita naik. Bisnya penuh sama orang mau Hiking. Berhubung keseimbangan saya kurang, dan jalan berliku plus supir Korea lihai banget, ngebutnya udah kaya naik elf ke Cianjur, Walau udah pegangan, saya asyik goyang-goyang badan di bis alias mau jatuh. Dan terpakulah pandangan saya ke belakang, mukanya kok kaya apal, pasti Indonesia hihihi

Nggak sampai 10 menit sampailah kita di Soeraksan. Dan ada yang manggil. "Mbak dari Indonesia ya?" Tuh kannnnn... Tebakan jitu. Singkat cerita, Tiga mas-mas dari Purbalinggo yang nyapa kita ini kerja di Yangyang, kota deket Sokcho. Mereka kerja di pabrik Styrofoam. Katanya lumayan banyak yang kerja disana, mereka dari desanya ikut pelatihan resmi dari Disnaker. Kerja disini soalnya, katanya susah cari kerja di Indonesia, sedihhh 😡 Oh, mereka titip salam buat Ridwan Kamil, ngefans katanya. #gimananyampeinsalamnya

Lebih sedih lagi adalah pas kita jalan beriringan ke loket tiket tertulis pengumuman, Cable Car untuk sementara tidak beroperasi karena angin besar dan cuaca buruk. What? What? Apa salahhh kamiiii?? Mungkin ini adalah jalan, biar saya ada alasan ke Korea lagi AHAHAHHAHA #AMIN

Tiket masuk ke Soeraksan 3500 Won per orang. Asalnya kita mau foto di yang ada bacaan Soeraksan tapi nggak jadi, karena ampun anginnya gede banget, salju terbang-terbang semua. Hidung Abie langsung meler, hidung saya merah, mata langsung kering, kalau hati tetep beku #apasih

Alhamdulillah nggak sia-sia pakai legging-longjhon-training, manset-longhjon-jaket daleman-jaket luaran-syal, kita masih tetep dingin tapi kita bertahan #langsungbernyanyi #akuuuubertahannnnkuakantetappadapendirianku

Sebagai berharap keajaiban terjadi, kita jalan ke tempat cable car dulu, siapa tau udah bisa jalan, ternyata tetep nggak jalan. Hiks. Oh iya, tiket cable car itu 10.000 won.
maaf cuman ada gambar ini

Akhirnya kita cuman keliling-keliling di bawah aja sambil main salju, lagian waktu kita juga nggak begitu banyak. Dibawah itu ada Sinheungsa Temple, Patung Budha yang gede (masih gede yang di KL sih), tempat minum teh, jembatan-jembatan bagus, sungai yang beku, intinya pemandangan semua. Nggak nyesel sama sekali, bagus banget pemandangannya. Saking asyiknya, nggak banyak foto kita disini, sayang banget.

Oh ketemu Bapak-Bapak Korea yang kalau di drama korea itu CEO yang suka main golf terus ngerebutin jabatan #penting Dia nanya kita darimana, kita jawab dari Indonesia. Dengan songongnya dia bilang "Jakarta? No snow!" Terus ketawa. Sombongggggggg!!! hihihihi
Btw, saking bekunya disini, tumbler saya dari plastik, jatoh, pecah loh, wow kan 😀











Beres narsis dan main salju, kita mutusin buat pulang ke hostel dulu ambil ransel kemudian kita mau jalan lagi. Naik bis no 7-1, kita balik ke hostel. Dan emang ibunya nggak ada, jadi kita ambil ransel lagi dan masih dengan bis yang sama kita berangkat ke Intercity Bus Terminal. Kita bilang ke supir bis kalau kita mau ke Intercity dan dia nitipin kita ke pengunjung, kalau udah sampai tolong kasih tahu kita. Baikkkkkkkkkk 💓

Diajak ngobrol sama bapak-bapak yang duduk di depan, dia lumayan bagus bahasa Inggrisnya. Nanya dari mana terus lagi musim apa. Dijelasin lah kalau di kita musimnya cuman dua, asalnya mau di jelasin kalau di Bandung, musimnya cuman 1, Pancaroba ahahaha tapi pasti ngga ngerti. Terus dia nanya gimana rasanya lihat salju, "Beautiful but cold" kaya kecengan saya. Ketawa dia, Terus dia jelasin ini namanya Rodeo Street, jalan-jalan aja disini. Sebagai terharu banget sama si Bapak, Kita yang dari Bandung udah prepare 2 lusin gelang yang ada tulisan Bandungnya, ngasih si Bapak. Dia nanya Bandung itu apa, dan kita jelaskanlah dengan segenap suka cita #lebay

Mendekati Intercity terminal, ada dua orang anak muda mau turun, si supir ngomong ke mereka, yang artinya kira-kira sebagai berikut " Hei kalian, nanti turunnya bareng ahgasi (nona) ahgasi ini ya, pegangan tangan ya turunnya" ketawa lah itu pada penumpang. Abie langsung nggejawab, nggak nggak bolehh, Supir nanya kenapa, kita  bilang, merekanggakcakep, bukan muhrim. AHAHAHAHA

Intercity Bus Terminal ini beda sama Express Bus Terminal. Terminalnya kecil, DAN NGGAK ADA LOKERNYA. Kemarin kita lihat di Express padahal, langsung terdiam terpaku lah kita mikirin ransel kita. Sambil shock kita mencari loket yang menjual tiket ke Busan. Night Deluxe dengan harga 46.000 Won. Mahil ya, jauh soalnya. Kita pesen yang jam 22.30 malam, biar nyampenya nggak begitu Subuh. Akhirnya dengan membawa ransel segede gaban, kita berangkat menuju Rodeo Street. 

Rodeo Street isinya apa? Toko-toko bermerek teman-teman. AHAHAHA Beres menjelajahi Rodeo Street, kita muter-muter nyari Abai Village, filming site nya Endless Love, tapi udah pakai waze tetep ngga nemu. Akhirnya kita menyerah. Eh, btw kita liat pns-pns dari City Hall pada bersihin jalan dari salju, terus banyak yang kerja bakti juga bersihin salju atau nabur pasir, keceeeee!!! Dan masuk lah kita ke Sokcho Jungang Market. Ini pasar tradisionalnya Sokcho. Surgaaaaaaaaa....

Sample makanan dimana-mana, seafood dimana-mana. Berhubung kita lapar, kita fokus icip makanan sama tengok kanan-kiri. Dan kita melihat orang-orang bawa kotak putih berpita, dengan penasarannya kita cari mereka beli dimana, dan itu ayam ternyata. Kita ikutan beli deh akhirnya #kekinian. Harganya 18.000 won, dan itu kita dapet ayam, satu ayam utuh. HUAAAAAAA. Kita juga beli kimbap mini, yang isinya ikan teri, kimchi, dan ayam. Mandu juga beli. #lapar.


ayam terkenal


2 udah lari ke perut
isi mansukh
Makan sambil duduk di tengah pasar, senasinya beda ya. Beres makan kita balik lagi ke terminal. Masih jam 18.00 dong berhubung terminal dinginnya kebangetan kita keluar lagi cari rumah makan dan akhirnya kita milih tempat makan yang jual sup ayam. yang jual ibu-ibu dan heaternya anget banget, nggak pengen pergi deh jadinya. Dan sup ayam yang keluar, satu ayam utuh lagi. Strees kan, saya sama Abie udah makan tapi kok ayam nampak nggak berkurang, sampai eneg liatnya, dan nggak abis aja.

satu ayam utuh, cyinnn....
Beres makan balik lagi ke terminal, sepanjang jalan kita teriak-teriak, "chuwo" dingin. Asli dingin banget sampai menggigil, yakin pasti minus berapa belas deh suhunya. Di terminal dengan kedinginannya kita asyik  ngeliatin cewek-cewek Korea yang pake rok mini dan nggak pakai kaos kaki, walaupun kaki mereka udah merah-merah, nyantai mereka mah.

Saking lamanya, saya sampai nanya berkali-kali ke Abie, bis kita bukan bis kita bukan. Dan Abie dengan santainya bilang "Kita mah nanti bareng ibu-ibu yang nggak pakai kerudung itu" Ya kaliiiiii yang pakai kerudung cuman kita berdua, zzzzzzzzzz

Karena mati gaya, ngecek handphone lah saya dannnnnnnn ternyata kita udah booking hostel di Busan dari hari ini, alias udah bisa check in dari siang, tau gitu naik bis sore. AHAHAHAHA #Kekonyolanselaluterjadikok #kenapanggakngecekaritadiandina Sambil ketawa kita langsung telepon hostel biar bisa late check in, pengurus hostel ngira kita minta refund, kita bilang kita minta late check in, bisa yeayyyyyy dan pas kita lagi nanya nanti dari terminal ke hostel naik apa telepon pun terputus, pulsa Abie habis 😆

Akhirnya kita minta ganti jadwal bis ke jam 22.00, lumayan lah setengah jam. Jam 21.50 kita udah standby di luar nunggu bis sambil menggigil sampai akhirnya jam 22.00 tepat di bolehin naik bis. Saatnya tidur. AAAAAAKKKKKKK Busan, I'm Coming........


ps: kayu putih ketinggalan di Sokcho, yes ada alesan balik lagi 😜

Biaya 22 Januari 2017
Tiket Bis 1.200 x 3 = 3.600 won

Tiket masuk Soeraksan 3.500 won
Tiket Bis Sokcho-Busan 46.000 won
Kimbab (2.500/2) 1.250 won
Ayam (18.000/2) 9.000 won
Mandu (4.000/2) 2.000 won
Sup Ayam (27.000/2) 13.500 won
Total 78.850 won




0 comments:

Posting Komentar