24 Nov 2010

nostalgia cinta gila di masa lalu

saya bertemu dengannya ketika rasa independent saya sedang memuncak.
ketika saya sibuk mengejar sesuatu dengan tidak melihat kiri maupun kanan dan ketika saya tidak melihat pentingnya hubungan personal selain untuk pemanfaatan.
dia datang. tentu saja tanpa saya melihat. dan sepertinya dia juga tidak melihat saya.
entah sejak kapan, tiba-tiba dia terlihat oleh saya.

mungkin sejak dia memainkan alat musik kesukaannya di depan kelas kursus.
mungkin juga ketika kami bermain catur di kelas, dan dengan sabarnya dia mengajarkan catur pada saya yang dengan bodohnya hingga kini tetap tidak mengerti. dia membawa pop corn, Tuhan, saya masih ingat rasa pop corn aneh itu.
dan masih banyak mungkin-mungkin lainnnya..

kami mulai dekat. ketika pertama kali bertemu di luar tempat kursus, saya datang terlambat. maaf, hujan deras. dia memesan hot cappucino, saya ingat betul karena itu adalah masa-masa saya addicted dengan kafein yang tidak sehat itu. dan sambil mengantri tiket nonton, dia terus berceloteh tentang anjingnya.

dan itu pertama kalinya kami pulang bersama sehabis dia bercanda akan meninggalkan saya di lapangan parkir pvj. kami begitu canggung di dalam mobil. dia mengenalkan saya pada stasiun radio kesukannya yang hampir selalu menyiarkan lagu-lagu jazz. percakapan santai pun dimulai, dan saya tahu dia begitu suka dengan pizza asia :). ketika sampai di rumah, dia bilang, " kalau kamu mau, kita bisa terus pulang bersama. searah kan?" mungkin dia tidak tahu, sepanjang malam saya tersenyum sendirian.

dia yang selalu saya panggil mr. depend karena selalu menjawab depend ketika ditanya, dan saya yang selalu dipanggil ms. so so karena selalu menjawab so so adalah partner yang hebat. guru kami selalu menganggap kami komplotan. kami dekat, dekat sekali. dan dia selalu ada di pikiran saya.

diantara sibuknya memposkan uang untuk acara sekolah, diantara sulitnya mempertahankan peringkat di kelas, dan dengan begitu banyaknya pikiran yang berkecamuk, dia selalu ada.
dia yang dengan hebohnya mencari taxi untuk menuju ke rumah saya ketika ayah saya meninggal, dia yang selalu mengejek saya romantis padahal saya mengaku tidak romantis, dia yang mengajarkan saya matematika untuk tes UI, dia yang mengenalkan saya pada musik jazz, dia yang selalu mengantarkan saya pulang. dia yang pertama saya beritahu tentang impian saya ke yunani. dan begitu banyak yang dia lakukan untuk saya.

semakin dekat, semakin saya mengenal dia. dia pintar dan kami sama-sama tertarik di bidang ekonomi. baginya rokok sama haramnya dengan narkoba. dia yang senang mendaki gunung. ayahnya yang seorang pilot. kakaknya seorang auditor, dan adik perempuan satu-satunya yang masih smp. dia yang pernah kecanduan fitness. tentang anjingnya yang begitu dia sayang. kami yang berjanji tidak akan membuat friendster. tentang mantannya yang hanya satu, perempuan cantik yang pintar main piano dan bersuara indah. dimana mereka sering memainkan alat musik bersama.

saya tidak akan pernah lupa, ketika untuk pertama kalinya saya memeluk pinggangnya ketika kami naik motor sehabis menonton di blitz. dia tidak membawa helm 2, dan kami kabur-kaburan menghindari polisi. sepanjang jalan dia terus menyemangati saya untuk memilih universitas favorit saya. dan karena keasikan bercanda di motor kami hampir menabrak mobil.

dan hari terakhir itu begitu panjang. hari terakhir kursus sebelum ujian. hujan turun dengan lebat malam ketika kami pulang kursus. sambil menunggu hujan, kami mengobrol bersama hingga tempat kursus di tutup. dia membatalkan janji dengan teman-teman orkestranya dan saya melupakan ulangan akuntansi besok. dengan dicuri dengar oleh penjaga tempat kursus diselingi beberapa kali tertawa terbahak-bahak dan akhirnya mata yang berkaca-kaca. semua isi hati telah dikeluarkan. kami pulang dalam diam.

dan setelah hari itu kami tidak pernah bertemu lagi.

orang bilang cinta adalah anugerah
tapi rasanya begitu banyak yang salah
memang salah jika kami berbeda?

kami terlalu jauh melangkah, walaupun kami berusaha, tetap tidak akan bisa.
seperti lingkaran, tidak akan ada akhir untuk kami. begitu banyak persamaan diantara kami, perbedaan kami hanya satu tapi sayangnya perbedaan itu adalah yang paling mendasar di antara kami.

mengorbankan Tuhan demi Cinta, atau mengorbankan cinta karena-Nya? kami memilih jalan yang ke 2.

saya dan dia memang saling mencintai, tapi kami tidak bisa saling mencintai, karena kami memanggil Tuhan dengan nama yang berbeda.

Tuhan, kami bukan pengkhianat.
kami hanya saling mencintai.
mencintai adalah hal yang baik bukan Tuhan?
Tuhan adakah jalan bagi kami bersatu?
Tuhan..
maaf.


Di dalam hati ini hanya satu nama
Yang ada di tulus hati ku ingini
Kesetiaan yang indah takkan tertandingi
Hanyalah dirimu satu peri cintaku

Benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
Huuuuuu

Aku untuk kamu, kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
Huuuuuu

Aku untuk kamu, kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
courtesy OriginaLyric.Info
Bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
Tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh

(aku untuk kamu, kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

(aku untuk kamu, kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi


(Marcell-Peri cintaku)



Tuhan memang satu, kita yang tak sama.
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi.

untuk dia:
terimakasih, telah memberikan kenangan indah dan begitu banyak pelajaran untuk saya :))
mari kita mencari cinta yang baru :))


dibuat ketika pms, sensitif, hujan, sambil mendengarkan lagu-lagu slow.

7 comments:

DAYEUH mengatakan...

jadi inget film cin(t)a. saya terharu membacanya, oho ohoo...

*jadi bingung lagi sama konsep tuhan dan agama

Anonim mengatakan...

wah ndin!
pengalaman luar biasa.
kayaknya lu emang harus pms, sensitif dikala hujan sambil denge lagu2 slow, biar bisa bikin tulisan kayak gini! hahahahah.
*ulfianaalia

andyn mengatakan...

@dyah: ada kalimat yg terinspirasi dr film cin(t)a, aslinya "cina dan annisa saling mencintai, tapi mereka tidak bisa saling mencintai karena mereka memanggil Tuhan dengan nama yang berbeda" hehehe


@upyl:sial!! hahahaha

abie mengatakan...

good girlll...
hahaha
biarkan cwok itu tau tuhan!!!
doa abi untuk andyn.
dan lihat takdir berkata apa nanti nya>>>>
:)

dea wulandari mengatakan...

teh andiiiiinnnn .. romantisnyaaa :))
tapi sayang, beda .. huhu
'perbedaan' sll jd alsn bwt jauh dari harapan..

"mengorbankan Tuhan demi Cinta, atau mengorbankan cinta karena-Nya? kami memilih jalan yang ke 2."
kata2 dr novel ya? hihi

andyn mengatakan...

ahhhh
saya bukan orang romantis
hahahha
iyah, dari novel yg pnjem d ipan, judulnya lupa :P

dea wulandari mengatakan...

mungkin karna lagi pms, sensitif, hujan, sambil mendengarkan lagu-lagu slow, jadi aja romantis :D
sama, aku jg lupa judulnya ahahahaha

Posting Komentar